Kritisisasi Pengelolaan Sampah
Diposting oleh
arnas musers
Label:
SOFTSKILL
Kritisisasi Pengelolaan Sampah
Artikel ini tidak bertujuan mencela atau menghina pemerintah terhadap pengelolaan sampah di negara kita. Artikel ini semata – mata dibuat untuk dijadikan pertimbangan untuk para wakil rakyat kita. Langsung aja, sampah terbagi atas dua golongan yakni sampah organik dan non organik. Biasanya di jalan raya banyak yang menyediakan dan membedakan tempat sampah organik dan tempat sampah non organik, tapi anehnya kenapa saat di TPA (tempat pembuangan akhir), sampah tersebut disatukan???jadi apa manfaatnya pemerintah menyiapkan dan membedakan tempat sampah organik dengan non organik??menurut saya itu sia – sia.
Dan yang kedua, pemerintah seakan akan ingin “membuktikan” kepeduliannya ke masyarakat terhadap masalah tersebut, dengan jalan membuat TONG SAMPAH dengan biaya ±1 miliar di daerah jawa barat. Apakah hal tersebut tidak berlebihan??menurut saya itu sangat berlebihan jika dilihat dari segi pendanaan untuk pembuatan tong sampah tersebut, seharusnya dana tersebut bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih mendesak seperti untuk membayar atau menyicil utang di negara kita kepada negara lain. Kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan “uang” tersebut adalah mencontoh daerah Depok dalam hal pengelolaan sampah yang baik dan benar. Rencananya, walikota Depok, Nurmahmudi akan membuat tempat untuk pengelolaan sampah seperti TPA yang dibuat modern, karena tempat tersebut akan mampu mengolah bau sampah yang menyengat menjadi wangi dengan teknologi yang digunakan, sehingga warga sekitar TPA tidak akan resah dengan bau sampah yang kadang menyegat. Saya berharap pemerintah mau mengalokasikan dana untuk mendukung teknologi tersebut daripada membuat “tong sampah spesial” atau “membuat 2 tong sampah (organik dan non organik)”, karena pada akhinya sampah - sampah itu menjadi satu juga di TPA. Sekali lagi, saya tidak bermaksud untuk menghina pemerintahan Indonesia. Mohon maaf bila ada kata – kata yang kurang berkenan. Wassalam.
Dan yang kedua, pemerintah seakan akan ingin “membuktikan” kepeduliannya ke masyarakat terhadap masalah tersebut, dengan jalan membuat TONG SAMPAH dengan biaya ±1 miliar di daerah jawa barat. Apakah hal tersebut tidak berlebihan??menurut saya itu sangat berlebihan jika dilihat dari segi pendanaan untuk pembuatan tong sampah tersebut, seharusnya dana tersebut bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih mendesak seperti untuk membayar atau menyicil utang di negara kita kepada negara lain. Kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan “uang” tersebut adalah mencontoh daerah Depok dalam hal pengelolaan sampah yang baik dan benar. Rencananya, walikota Depok, Nurmahmudi akan membuat tempat untuk pengelolaan sampah seperti TPA yang dibuat modern, karena tempat tersebut akan mampu mengolah bau sampah yang menyengat menjadi wangi dengan teknologi yang digunakan, sehingga warga sekitar TPA tidak akan resah dengan bau sampah yang kadang menyegat. Saya berharap pemerintah mau mengalokasikan dana untuk mendukung teknologi tersebut daripada membuat “tong sampah spesial” atau “membuat 2 tong sampah (organik dan non organik)”, karena pada akhinya sampah - sampah itu menjadi satu juga di TPA. Sekali lagi, saya tidak bermaksud untuk menghina pemerintahan Indonesia. Mohon maaf bila ada kata – kata yang kurang berkenan. Wassalam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar